Jumat, 09 Desember 2011

Morfologi Beruang Madu



Beruang madu (Helarctos malayanus) merupakan jenis yang memiliki ukuran tubuh yang paling kecil dari suku Ursidae. Jenis ini memiliki tinggi tubuh
1.000-1.400 mm, panjang ekor 30-70 mm dan berat tubuh sebesar 25-65 Kg (Dathe,1975), ukuran telinga 40-60 mm berbentuk melingkar dan panjang kaki belakang 180-210 mm (Lekagul and McNeely 1977). Menurut Fitzgerald dan Krausman (2002) beruang madu memiliki perawakan tubuh yang pendek gemuk, moncong yang pendek, memiliki cakar melengkung tajam yang kuat dan telapak kaki yang tidak ditumbuhi rambut.
Saat lahir berat beruang madu sebesar 300-325 g (Dathe 1970), warna tubuhnya berwarna hitam keabuan, bagian dada berwarna putih kecoklatan (Feng dan Wang,1991). Sedangkan menurut Fetherstonhaugh (1948) bayi beruang madu tersebut berwarna kecoklatan dan berwarna terang saat terkena sinar matahari. Rambut beruang madu dewasa berwarna hitam pekat dan memiliki lapisan rambut berwarna terang di bawahnya sedangkan pada bagian moncongnya berwarna oranye, abu-abu dan keperakan (Fetherstonhaugh,1940 dalam Fitzgerald dan Krausman, 2002).



Bagian dada memiliki warna yang bervariasi antara kekuningan, krem, putih dan kuning emas sedangkan pada moncong dan di sekitar mata berwarna keemasan atau putih. (Allen, 1938 dalam Fitzgerald dan Krausman, 2002). Payne dkk (2000) menyatakan bahwa pada dada bagian atas beruang madu terdapat bercak putih yang membentuk huruf “V” atau “C”. Sedangkan pada beruang madu yang terdapat di Sabah Tenggara, Borneo memiliki warna kemerahan di bagian dada (Payne and Francis 1985). Cakar kaki belakang memiliki warna coklat di bagian tepinya (Fetherstonhaugh 1948)

Ukuran tulang tengkorak kepala beruang madu antara lain panjang tengkorak 264,5 mm, panjang condylobasal 241,3 mm, lebar zygomatic 214,6 mm, lebar mastoid 170,2 mm, lebar interorbital 70,5 mm, lebar maxilla 76,2 mm (Pocock, 193 dalam Fitzgerald dan Krausman, 2002).
Beruang madu memiliki zygomatic yang luas dan memiliki Paraocipital process besar, tumpul dan menonjol ke bawah. Garis alveolar bagian atas memanjang ke arah posterior dan memotong bagian atas glenoid cavity dan bagian tepi atas dari auditory meatus (Allen,1938 dalam Fitzgerald dan Krausman, 2002). Bagian rhinarium memanjang ke atas mulut dengan bagian lateralnya memanjang keluar dan tampak menyembunyikan septum jika dilihat dari samping. Bibir tampak menonjol keluar (Pocock, 1932 dalam Fitzgerald dan Krausman, 2002) dan memiliki lidah yang panjang (Yin, 1967). Bentuk bibir dan lidah tersebut menurut Morris (1965) mungkin hasil adaptasi untuk menghisap madu dan larva lebah dari sarangnya. Beruang madu kadang kehilangan gigi premolar dan memiliki rumus gigi insicivus 3/3, premolar 3-4/3, molar 2/3 dengan total jumlah gigi 38-40 (Lekagul dan McNeely, 1977).
Lengan depan beruang madu bengkok dan cakarnya melengkung ke arah dalam sebagai adaptasinya untuk memanjat pohon (arboreal) (Pocock, 1932 dalam Fitzgerald dan Krausman, 2002). Oxnard (1968) pada analisis multivariate morfologi dari bagian bahu, kemungkinan beruang madu sangat dekat dengan Ailuropoda melanoleuca (Panda raksasa/ Giant Panda) dengan adaptasi pada keduanya sebagai hewan arboreal. Analisis tersebut termasuk pada seberapa besar derajat dari lengan bahu tersebut menahan tekanan.
Musculus tibialis cranialis pada beruang madu memiliki bagian yang membesar hingga ujung distal dari tibia dan terikat dengan ujung proximal ossa metatarsalia oleh tendon yang pendek. Musculus tabialis cranialis pada panda raksasa hampir sama dengan beruang madu kecuali pada porsi yang kurang membesar seperti beruang madu (Sasaki dkk, 2004). Hal ini sangat berbeda dengan musculus tibialis cranialis pada beruang kutub dan beruang coklat yang tidak berkembang dan memiliki tendon yang lebih panjang daripada beruang madu dan panda raksasa. Perbedaan ini mempunyai hubungan dengan kemampuan beruang madu dan panda raksasa untuk memanjat pohon (Sasaki dkk, 2004).
Anderson dkk (1993) menyatakan bahwa beruang madu yang telah dewasa (27 tahun) dapat mengeluarkan suara yang bervariasi yang dihasilkan dari mengembangnya mylien yang terletak diantara jaringan saraf pada dorsal dan ventral lumbar intradural.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar