Kamis, 25 Februari 2010

Gnothi Seauthon!

Di Yunani, sejak abad VI S.M., terkenal sebuah tempat pemujaan Apollo di Delphi. Ke tempat itulah raja-raja dan rakyat banyak meminta nasihat. Seorang pendeta wanita duduk di atas kursi yang dipenuhi asap dari sajian pemujaan. Dalam keadaan trance, ia menjawab pertanyaan-pertanyaan pengunjung dari masalah kontes lagu hingga urusan agama dan politik. Ketika penjahat-penjahat di koloni Locri meminta nasihat bagaimana mengatasi kekacauan, orakel Delphi menjawab:  “Buatlah hukum bagimu”. Ketika orang-orang bertanya siapa manusia paling bijak dewa Apollo melalui mulut pendeta Delphi menjawab : “ Socrates”.
 Di pintu gerbang tempat pemujaan tersebut tertulis sebuah motto yang terkenal : “Gnothi Seauthon!” (Kenalilah dirimu!). Motto ini mengusik paara filsuf untuk mencoba memahami dirinya sehingga –kabarnya- dari motto inilah yang mendorong berkembangnya filsafat di Yunani yang melahirkan manusia-manusia seperti Plato, Aristoteles dan lain-lain. “Gnothi Seauthon!” (Kenalilah dirimu!).Manusia, adalah satu makhluk yang sangat unik dan masih merupakan misteri terbesar di dunia bagaimana mahkluk tersebut dapat berbeda dari makhluk hidup lainnya. Terdapat jutaan  species makhluk hidup yang tergabung dalam kingdom Animalia (secara taksonomi), mengapa hanya Homo sapiens inilah yang –sepertinya- lepas dari sebutan binatang/hewan? Mengapa kita (secara awam) mengelompokkan semut dan orang utan sebagai binatang walapun perbedaan diantara semut dan binatang lebih tinggi daripada perbedaan orangutan dan manusia? Dari jutaan hewan bagaimana menjelaskan fakta bahwa hanya manusia yang berjalan tegak?Dasar argument yang berbeda ditambah tingginya ego serta bumbu rasial dan politik, itulah mengapa Charles Darwin menjadi salah satu orang paling kontroversial di muka bumi ini. Di sanjung dan dicerca sepanjang masa.  Ketika yang menjadi pijakan adalah manusia dalam susunan taksonomi maka manusia adalah Homo sapiens yang satu family dengan Pan trogloides (simpanze). Dari struktur morfologi dan anatomi mengalami perkembangan (evolusi).  Jika kita melihat dari sisi spiritual dan agama dimana manusia adalah sub-ordinat dari Yang Transenden maka tak salah pula kalau manusia bukanlah hewan.
Mengutip dari sisi teori psikologi maka kita akan menemukan empat teori yang menggambarkan konsepsi tentang manusia. Teori psikoanalis yang diturunkan dari maha guru Sigmund Freud, maka manusia adalah Homo volens (makhluk yang berkeinginan). Teori ini menggambarkan manusia adalah hasil interaksi dari tiga subsistem dlam kepribadian manusia yaitu id, Ego dan Superego.  Menurut teori kognitif, manusia adalah homo sapiens (makhluk yang berfikir), yaitu makhluk yang selalu berusaha memahami lingkunganya. Teori Behaviorisme, manuisa adalah homo mechaniscus (makhluk mesin), melihat maakhluk yang dikendalikan oleh factor lingkunganya. Sedangkan teori terakhir yaitu Humanisme, memandang manuisa adalah homo ludens (makhluk bermain).
Takkan ada yang benar ataupun salah karena semua memandang dari sudut yang berbeda. Seperti kubus yang dilihat dari sudut-sudutnya maka akan nampak seperti prisma. Jika kita kembali pada Gnothi Seauthon!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar